PERNYATAAN INFORMASI MENGENAI VAKSIN DTaP / DPT
YANG PERLU ANDA KETAHUI
1.Mengapa Perlu Divaksinasi?
Difteri, tetanus, dan pertusis adalah penyakit serius yang disebabkan oleh bakteri. Difteri dan pertusis disebarkan dari orang ke orang. Tetanus memasuki tubuh melalui luka.
Difteri menyebabkan timbulnya selaput tebal di belakang tenggorokan.
Ø Hal ini akan menyebabkan masalah pernapasan, kelumpuhan, gagal jantung, hingga kematian.
Tetanus menyebabkan pengencangan otot yang nyeri, biasanya mengenai seluruh tubuh.
Ø Hal ini menyebabkan dagu terkunci sehingga pasien tidak dapat membuka mulutnya ataupun mengunyah. Tetanus menyebabkan kematian 2 dari 10 kasus.
Pertusis (Batuk Rejan) menyebabkan batuk yang berat hingga anak tidak bisa makan, minum, ataupun bernapas. Batuk ini dapat berlangsung hingga beberapa minggu.
Ø Hal ini dapat menyebabkan pneumonia (infeksi paru), kejang (menyentak dan tampak mencolok), kerusakan otak, dan kematian.
Vaksin difteri, tetanus, dan pertusis (DTaP) dapat membantu untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut. Kebanyakan anak-anak dengan DtaP akan terlindungi sepanjang masa kanak-kanaknya. Akan lebih banyak anak akan mendapatkan penyakit-penyakit ini jika kita menghentikan vaksinasi. DTaP adalah versi yang lebih aman dibanding versi terdahulunya yang disebut dengan DTP. DTP sudah lama tidak digunakan di Amerika Serikat.
2. Siapa yang Sebaiknya Mendapatkan Vaksin DTaP dan Kapan?
Anak-anak sebaiknya mendapat 5 dosis vaksin DTaP, masing-masing satu dosis pada saat usia berikut ini:
Ø 2 bulan
Ø4 bulan
Ø 6 bulan
Ø 15-18 bulan
Ø 4-6 tahun
DtaP dimungkinkan untuk diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya.
3.Yang Sebaiknya Tidak Mendapat Vaksin DTaP atau Sebaiknya Menunggu
§ Anak-anak dengan sakit ringan, seperti demam, mungkin dapat divaksinasi. Tetapi anak-anak sakit sedang hingga berat biasanya harus menunggu sampai mereka pulih sebelum mendapatkan vaksin DTaP.
§ Anak yang memiliki riwayat reaksi alergi yang mengancam jiwa setelah menerima vaksin DTaP sebaiknya tidak diberikan vaksin DTaP berikutnya.
§ Anak yang mengalami kelainan sistem saraf atau otak dalam 7 hari setelah menerima vaksin DTaP sebaiknya tidak mendapatkan vaksin DTaP berikutnya.
Ceritakan kepada dokter anda jika anak anda:
o memiliki riwayat kejang setelah menerima vaksin DtaP o menjerit terus menerus tidak berhenti selama 3 jam atau lebih setelah menerima vaksin DtaP
o demam >390C setelah menerima vaksin DTaP Tanyakan kepada dokter anda untuk informasi lebih lanjut. Beberapa anak-anak ini sebaiknya tidak menerima vaksin pertusis berikutnya, tetapi mungkin masih bisa untuk mendapatkan vaksin tanpa komponen pertusis, yang disebut DT.
4. Anak Dengan Usia yang Lebih Tua dan Remaja
DTaP tidak dilisensikan untuk remaja muda, remaja, dan anak usia lebih sama dengan 7 tahun. Tetapi orang dengan usia yang lebih tua tersebut tetap membutuhkan proteksi. Terdapat vaksin yang disebut Tdap yang serupa dengan DTaP. Dosis tunggal Tdap direkomendasikan untuk orang-orang usia 11 sampai dengan 64 tahun.
Vaksin lainnya, yang disebut Td, melindungi terhadap tetanus dan difteri, tetapi tidak dengan pertusis. Ini direkomendasikan tiap 10 tahun. Terdapat formulir Pernyataan Informasi Mengenai Vaksin tentang kedua vaksin tersebut.
5. Resiko Vaksin DTaP
Mendapatkan penyakit difteri, tetanus, atau pertusis lebih beresiko dibanding mendapatkan vaksin DTaP. Namun, vaksin itu seperti halnya obat-obatan, dapat menyebabkan masalah yang serius, seperti reaksi alergi yang berat. Resiko vaksin DTaP yang hingga menyebabkan cedera serius, atau kematian, kemungkinan kejadiannya sangat kecil.
Masalah ringan (sering terjadi)
1. Demam (mencapai 1 di antara 4 anak)
2. Kemerahan atau bengkak di tempat suntikan (mencapai 1 diantara 4 anak)
3. Peradangan atau nyeri di tempat suntikan (mencapai 1 diantara 4 anak) Masalah-masalah ini muncul lebih sering setelah suntikan/dosis keempat dan kelima dari rangkaian jadwal vaksin DTaP dibanding dengan dosis-dosis awal.
Masalah-masalah ringan lainnya termasuk:
Ø Rewel (mencapai 1 di antara 3 anak)
Ø Tampak lemas atau kurang nafsu makan (mencapai 1 di antara 10 anak)
Ø Muntah (mencapai 1 di antara 50 anak) Masalah ini biasanya muncul 1 sampai dengan 3 hari setelah suntikan.
Masalah sedang (tidak sering terjadi) ·
Kejang (menyentak atau mata terbelalak) (sekitar 1 di antara 14.000 anak) ·
Menangis yang terus menerus selama 3 jam atau lebih (mencapai 1 diantara 1.000 anak) ·
Demam tinggi, lebih dari 390C (sekitar 1 di antara 16.000 anak)
Masalah serius (sangat jarang)
o Reaksi alergi serius (kurang dari 1 di antara jutaan dosis)
o Beberapa masalah serius lainnya yang pernah dilaporkan setelah vaksin DtaP
o Kejang berkepanjangan, koma, atau penurunan kesadaran
o Kerusakan otak permanen
Kejadiannya sangat jarang dan susah dikatakan bahwa ini disebabkan oleh vaksin.
Mengontrol demam penting pada anak-anak khususnya yang memiliki riwayat kejang karena sebab tertentu. Hal ini juga penting jika anggota keluarga lainnya mempunyai riwayat kejang. Anda dapat mengurangi demam dan nyeri dengan memberikan anak pereda nyeri yang bebas aspirin ketika suntikan telah diberikan, dan untuk 24 jam berikutnya, mengikuti instruksi yang ada di kemasan obat.
6.Bagaimana Jika Terjadi Reaksi yang Parah?
Apa yang harus saya amati?
o Keadaan apapun yang tidak lazim, misalnya demam tinggi, reaksi alergi berat atau perubahan perilaku.
o Tanda-tanda reaksi alergi yang parah dapat berupa kesulitan bernafas, serak atau tersengal-sengal, hives (penyakit gatal dengan bintik-bintik merah), pucat, merasa lemah, detak jantung meningkat atau pening. Hal ini akan dimulai dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah vaksinasi.
Apa yang harus saya lakukan?
Ø Jika anda berpikir itu adalah reaksi alergi berat atau keadaan gawat lainnya hubungi ambulans atau antarkan bayi anda ke rumah sakit terdekat.
Ø Setelah itu, reaksi tersebut sebaiknya dilaporkan ke Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS). Mintalah dokter Anda melaporkan reaksi alergi tersebut dengan mengisi formulir Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS). Atau Anda dapat memberikan laporan ini melalui situs web VAERS di www.vaers.hhs.gov, atau dengan menelepon 1-800-822-7967. VAERS hanya untuk pelaporan reaksi. Mereka tidak memberikan saran medis.
7. Program Kompensasi Nasional untuk Cedera Akibat Vaksinasi
National Vaccine Injury Compensation Program (VICP) diciptakan pada tahun 1986. Bila Anda merasa yakin telah menderita akibat vaksinasi, Anda dapat mengajukan klaim ke VICP dengan menelepon 1-800-338-2382 atau mengunjungi situs web www.hrsa.gov/vaccinecompensation.
8. Bagaimana Saya Bisa Mengetahui Lebih Jauh?
a. Bertanyalah pada dokter Anda.
b. Teleponlah departemen kesehatan setempat atau negara bagian Anda.
c. Hubungi Centers for Disease Control and Prevention (CDC): − Teleponlah 1-800-232-4636 (1-800-CDC-INFO) atau − Kunjungi situs web CDC di www.cdc.gov/vaccines.