Sempat terdengar isu di media sosial dan sebuah organisasi yang cenderung skeptis terhadap vaksinasi, dimana menggunakan data dari studi militer dengan cara yang salah terhadap vaksinasi influenza dan menghubungkannya dengan kejadian Covid-19. Padahal studi asli tersebut tidak menyatakan demikian, dan “Military Helath System” tetap menganjurkan orang-orang untuk tetap mendapatkan vaksinasi influenza.
Artikel terkait: PERLUKAH ORANG INDONESIA VAKSIN INFLUENZA?
Cerita lengkap:
Kantor kesehatan Federal (22 April 2020) memperingatkan tentang novel wabah coronavirus yang akan terjadi saat musim gugur, sehingga pada masa tersebut akan menghadapi dua masalah infeksi utama yaitu Covid-19 dan flu di waktu yang bersamaan.
Robert Redfield selaku direktur dari US CDC menekankan pentingnya vaksinasi influenza untuk mengendalikan penyebaran influenza melalui wawancara dengan “Washington Post”. Beliau mengatakan bahwa vaksinasi influenza akan memberikan kesempatan kepada ibu dan nenek yang mungkin akan terkena coronavirus untuk mendapatkan jatah tempat tidur di rumah sakit.
Namun media sosial mengabarkan dengan cara yang berbeda, dimana memberikan peringatan secara salah bahwa vaksinasi influenza akan meningkatkan risiko terkena Covid-19 hingga 36%.
Argumen ini semakin didorong oleh publikasi “Children’s Health Defense”, yaitu sebuah organisasi yang didanai oleh Robert F. Kennedy Jr. yang diketahui skeptik terhadap vaksinasi, dan memberikan judul artikel “Studi Pentagon: Vaksinasi influenza meningkatkan risiko coronavirus sebesar 36%”. Artikel ini diposting ulang diberbagai media.
Namun pernyataan tersebut ternyata salah besar. Pertama, karena saat pernyataan tersebut dikeluarkan, belum ada studi tentang hubungan vaksinasi influenza dalam meningkatkan risiko Covid-19.
Studi yang disitasi oleh “Children’s Health Defense” tersebut adalah surveilans tahun 2019 dari “Armed Forces Health Surveillance Branch” yang menyelidiki mengenai teori “vaksinasi influenza akan meningkatkan risiko terkena virus respiratori lainny”, sebuah konsep yang dikenal sebagai “virus interference”.
Edward Belongia, seorang epidemiologis penyakit infeksius di Marshfield Clinic Research Institute mengatakan sebuah teori bahwa “jika Anda misal mendapatkan vaksinasi influenza, mungkin untuk beberapa periode waktu respon imun Anda terhadap infeksi flu mengurangi risiko untuk terkena infeksi oleh virus lainnya”.
Belongia menyatakan bahwa virus interference telah menjadi bahan spekulasi dan beberapa studi menunjukkan hasil beragam, tapi sangat sedikit data untuk mendukungnya. Studinya pada tahun 2013 yang disitasi studi AFHSB, mendapatkan hasil “vaksinasi influenza tidak berhubungan dengan terdeteksinya virus respiratori noninfluenza”.
Kesalahan fatal penyimpulan mengenai studi yang menyatakan peningkatan risiko Covid-19 pada orang-orang yang mendapatkan vaksinasi influenza adalah karena adanya hasil terdeteksinya coronavirus pada orang-orang tersebut. Padahal coronavirus yang dimaksud di sini adalah “seasonal coronavirus” yang menyebabkan common colds, bukan Sars-CoV-2 (Covid-19) karena seting waktu pada penelitian tersebut adalah 2017-2018 dimana belum diketemukannya Covid-19. Kesalahan lain menurut Belongia adalah tidak dilakukan penyesuaian (adjusted) terhadap usia. Mungkin bagi Anda di dunia biostatistik akan familiar dengan istilah adjusted odds ratio ini. Jadi bisa dibilang mungkin tidak ada yang salah dengan studi ini, hanya saja kesalahan terjadi saat orang-orang melakukan penyimpulan dengan cara yang salah. Bahkan jika dilihat lagi hasil penelitian tersebut, vaksinasi influenza dapat mencegah banyak kejadian flu akibat virus lainnya secara signifikan, sehingga dapat meruntuhkan teori “virus interference”. Dan studi i ni sifatnya hanya mendeteksi antigen, bukan morbiditas atau mortalitas akibat virus tersebut, sehingga belum tentu ketika virus tersebut terdeteksi pasien akan mengalami sakit yang lebih parah.
Lalu adakah referensi lain saat ini yang bisa kita gunakan? Seperti kita ketahui Covid-19 adalah virus baru sehingga masih cukup sedikit penelitian-penelitian terkait virus ini apalagi jika dihubungkan dengan vaksinasi influenza. Namun kami menemukan 1 studi surveilans yang cukup baik dari India dalam versi preprint. Dimana laporan penulis membandingkan tingkat mortalitas, morbiditas, dengan cakupan vaksinasi pada pasien dengan usia lebih dari 65 tahun. Hasilnya adalah terdapat angka mortalitas dan morbiditas terhadap Covid-19 yang lebih rendah pada negara-negara dengan cakupan vaksinasi influenza yang lebih tinggi.
Kami masih menunggu lebih banyak lagi penelitian terkait vaksinasi influenza terhadap kejadian Covid-19 untuk memperkuat bukti bahwasannya vaksinasi influenza tidak akan memperberat kejadian Covid-19, namun justru mempertahankan status kesehatan yang diperlukan dalam melawan Covid-19.
Sebagai tambahan, Richard Ellison, seorang profesor di bidang kedokteran “University of Massachusetts Medical School” dan epidemiologis di rumah sakit “UMass Memorial Medical Center” mengatakan bahwa “terkena flu saja sudah memberikan dampak morbiditas yang signifikan dan berpotensi terjadi mortalitas, sehingga kami tidak ingin orang-orang yang terkena flu berada pada masalah teratas”. Di samping itu ketika terkena flu ini akan menurunkan imunitas seseorang yang akan menurunkan status kesehatan dan meningkatkan kerentanan terhadap Covid-19”
Referensi:
- Belongia, Edward. Director, Center for Clinical Epidemiology & Population Health, Marshfield Clinic Research Institute. Email and phone interview with FactCheck.org. 24 Apr 2020.
- Ellison, Richard. Hospital epidemiologist, UMass Memorial Medical Center. Email to FactCheck.org. 23 Apr 2020.
- Military Health System. Email statement to FactCheck.org. 24 Apr 2020.
- “Remarks by President Trump, Vice President Pence, and Members of the Coronavirus Task Force in Press Briefing.” White House. 22 Apr 2020.
- Rikin, Sharon. Assistant professor of medicine, Albert Einstein College of Medicine and Montefiore Medical Center. Email to FactCheck.org. 24 Apr 2020.
- Sun, Lena H. “CDC director warns second wave of coronavirus is likely to be even more devastating.” Washington Post. 21 Apr 2020.
- Wolff, GG. “Influenza vaccination and respiratory virus interference among Department of Defense personnel during the 2017–2018 influenza season.” Vaccine. Vol. 38, Issue 2. 10 Jan 2020.
- Arokiaraj, MC. “Correlation of Influenza vaccination and the Covid-19 severity”. Cardiology, Pondicherry Institute of Medical Sciences 2020
Artikel terkait: DAFTAR HARGA VAKSIN / BIAYA IMUNISASI KLINIK VAKSINASI RAISHA