Beberapa waktu yang lalu kita sudah membahas seputar vaksin HPV sebagai langkah untuk pencegahan kanker serviks. Kali ini kita akan bahas bagaimana kanker serviks bisa dicegah dengan vaksin kanker serviks (vaksin HPV) tersebut. Banyak sekali orang yang masih beranggapan bahwa penyebab kanker serviks adalah karena faktor keturunan. Sebenarnya anggapan tersebut tidak salah, yang harus diluruskan adalah seberapa besar faktor keturunan berkontribusi terhadap kejadian kanker serviks.
Artikel terkait : VAKSIN HPV 5 ALASAN PENTING SAAT INI WAJIB DIBERIKAN PADA PEREMPUAN
Baik untuk membahas hal tersebut maka saya akan merujuk pada gambar di atas. Dapat dilihat pada gambaar tersebut bahwa jalur utama perkembangan kanker serviks adalah melalui infeksi HPV (Human Papilloma Virus). Faktor lainnya seperti respon imunitas dari host, kerentanan genetik, faktor dari jenis virusnya, merokok, persalinan (seringnya atau usia saat persalinan), HIV, infeksi menular seksual lainnya hanya merupakan kofaktor atau faktor pendukung saja berubahnya infeksi HPV menjadi LSIL (Low-grade Squamous Intraepithelial Lesion) atau HSIL (High-grade Squamous Intraepithelial Lesion), sehingga bukan merupakan penyebab utama dari kejadian kanker serviks.
Ingat bahwa masalah genetik belum tentu masalah keturunan. Kelainan genetik ada yang diturunkan tetapi ada juga yang didapat misalnya karena adanya mutasi akibat paparan sinar radioaktif, mutasi akibat rokok, dan masih banyak lagi. Hampir semua penyakit nantinya akan dikaitkan dengan masalah genetik, dan belum ada terapi untuk memperbaiki genetik yang rusak yang ada hanyalah kita mencegah kerusakan genetik atau ekspresi genetik tersebut. Yang dimaksud mencegah ekspresi genetik adalah misalkan seseorang membawa gen untuk diabetes, tetapi ketika kita bisa mengontrol asupan kalorinya bisa saja sampai orang tersebut meninggal ekspresi gen tersebut tidak akan muncul artinya orang tersebut tidak akan menderita diabetes sampai akhir hidupnya.
Artikel terkait : INFORMASI VAKSIN HPV GARDASIL VERSI CDC
Seperti kita tahu bahwa penyebaran HPV yaitu melalui hubungan seksual, sehingga faktor perilaku seksual, penggunaan kondom, dan sirkumsisi/khitan menjadi kofaktor terpenting juga dalam infeksi HPV. Faktor perilaku seksual yang dimaksud di sini adalah seringnya bergonta-ganti pasangan atau tidak, terlebih jika pasangannya merupakan orang yang memiliki faktor resiko tinggi menularkan penyakit menular seksual yaitu pria yang juga suka bergonta-ganti pasangan. Sehingga kata kunci “setia” pada pasangan adalah suatu hal yang penting dalam hal pencegahan infeksi HPV yang nantinya akan berkembang menjadi kanker serviks. Faktor resiko perilaku seksual juga meliputi kebiasaan seks yang tidak wajar seperti anal seks dan oral seks.
Faktor penyebab infeksi HPV tersebut sifatnya kurang begitu terukur karena banyaknya faktor perancu lainnya. Artinya kita tidak tahu tingkat proteksi pasti kondom dalam mencegah infeksi HPV tadi, karena banyak faktor perancu lainnya seperti siapa yang diajak berhubungan seksual, seberrapa sering berhubungan, dan lain sebagainya. Untuk itulah dikembangkan pencegahan yang lebih pasti dan terukur yaitu dengan vaksinasi HPV atau imunisasi HPV. Vaksin HPV memberikan proteksi terhadap terjadinya kanker serviks (bukan hanya sekedar proteksi terhadap infeksi HPV) hingga lebih dari 93%. Dan semakin banyak orang yang divaksin tentunya akan semakin tinggi tingkat proteksinya karena orang yang menjadi partner seksnya juga terlindung dari HPV, itulah kenapa vaksin HPV juga disarankan untuk laki-laki atau pria karena selain untuk mencegah penularan ke pasangannya dia juga mencegah terjadinya kanker anus, penis, kutil kelamin pada dirinya sendiri karena infeksi HPV ini juga dapat berkembang menjadi kanker anus, penis, orofaring, dan juga kutil kelamin.
Jadi apakah kalian masih akan mengatakan bahwa “Saya tidak butuh vaksin HPV karena saya tidak memiliki garis keturunan kanker serviks”? Ingat 99% penyabab kanker serviks adalah infeksi HPV, sedangkan faktor lainnya hanya berperan sebagai faktor pendukung, sehingga vaksin HPV adalah kunci menuju kondisi bebas kanker serviks seperti halnya saat ini kita sudah bebas polio. Vaksin HPV bisa diberikan sejak usia 9 tahun hingga 55 tahun, dan paling efektif saat usia 11-12 tahun, dan paling efektif berikutnya sebelum mulai aktif berhubungan seksual. Sehingga jangn tunggu menikah dahulu, lebih baik vaksin HPV dahulu.
Artikel terkait : DAFTAR HARGA VAKSIN / BIAYA IMUNISASI KLINIK VAKSINASI RAISHA